BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sistem wireless mulai populer. Hal
ini dimulai dengan maraknya telepon genggam di dunia yang pada mulanya hanya
memberikan akses suara. Kemudian telepon genggam dapat pula digunakan untuk
mengirimkan data. Sebagai catatan, jumlah pengguna telepon genggam di dunia
sudah mengalahkan jumlah pengguna Internet. Di Indonesia sendiri, saat ini
terdapat lebih dari 4 juta pelanggan telepon genggam sementara hanya ada 1,5
juta pengguna Internet. Dengan kata lain, telepon genggam lebih disukai
daripada Internet yang menggunakan jaringan yang fixed (wired).
SMS
merupakan salah satu aplikasi penting di dunia wireless, khususnya di Asia.
Anda dapat lihat di jalanan, di kantor, dan dimana saja orang menekan tombol telepon
genggam untuk mengirim SMS. Jutaan SMS dikirimkan setiap harinya. Hal ini tidak
terduga oleh operator wireless. Bahkan ada yang mengatakan bahwa SMS merupakan
killer application di dunia wireless.
Di sisi lain perangkat komputer
mulai muncul dalam ukuran yang kecil dan portable. Personal Digital
Assistant (PDA) seperti Palm, Handspring,Symbian, Windows CE mulai banyak
digunakan orang. Perangkat ini
tadinya bersifat standalone atau hanya memiliki fasilitas transfer
data dengan menggunakan kabel serial (ke komputer) dan IrDa (infra red antar
perangkat).
Kemudian muncul perangkat yang memungkinkan komputer berkomunikasi dengan
menggunakan wireless LAN (seri IEEE 802.11) dan Bluetooth. Semakin marak dan
laju perkembangan komunikasi data secara wireless.
1.2. Masalah
:
a. Apa
pengertian Wirelless LAN?
b. Apa
kelebihan Wirelless LAN?
c. Bagaimana
cara kerja Wirelless LAN?
d. Perangkat
apa yang efektif untuk digunakan dalam
sistem wirelless sistem wirelless?
e. Bagaimana
cara peningkatan keamanan pada sistem wirelless?
1.3.Tujuan
:
a. Mengetahui
kelebihan penggunaan Wirelless LAN.
b. Mengetahui
cara kerja Wirelless LAN.
c. Menambah
perangakat yang dapat digunakan pada sistem wirelless.
d. Mengetahui
media yang digunakan pada wirelless LAN
e. Meningkatkan
keamanan pada sistem wirelless
f. Memudahkan
pengguna wirelless dalam meningkat kualitas penggunaan wirelless.
BAB
I I
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Wirelless
Wireless merupakan teknologi yang
bertujuan untuk menggantikan kabel yang menghubungkan terminal komputer dengan
jaringan, dengan begitu computer dapat berpindah dengan bebas dan tetap dapat
berkomunikasi dalam jaringan dengan
kecepatan transmisi yang memadai. Wireless LAN distandarisasi oleh IEEE
dengan kode 802.II b yang bertujuan untuk menyamakan semua teknologi nirkabel
yang digunakan dibidang computer dan untuk menjamin interoperabilitas antara
semua product –product yang menggunakan standar ini.
LAN (Local Area Network) yang biasa kita kenal merupakan suatu jaringan
yang menghubungkan (interkoneksi) suatu komunitas Data Terminal Equipment (DTE)
yang ditempatkan dalam suatu lokasi
(gedung atau grup). Umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel
baik kabel twisted pair maupun coaxial, biasa juga disebut dengan wired LAN.
Di samping itu ada LAN yang dikembangkan dengan menggunakan medium gelombang
radio atau cahaya. Keuntungannya adalah biaya instalasi yang lebih murah
dibandingkan dengan wired LAN, karena tidak dibutuhkan instalasi kabel yang
terlalu besar khususnya untuk sub lokasi/sub grup yang agak jauh. Pertimbangan
kedua adalah karena wireless LAN ini cocok untuk unit-unit DTE yang portabel
dan bersifat mobil.
2.2. Kelebihan
Wirelless Lan
Dengan wireless LAN, user bisa membagi akses
informasi tanpa harus mencari tempat sebagai sambungan kabel ke jaringan, dan
network manager bisa menset up atau menambah jaringan tanpa harus melakukan
instalasi atau pun penambahan kabel. Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan
seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila
dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.
1.
Mobility : Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi
access yang real-time, dimana saja dalam suatu organisasi. Mobilitas semacam
ini sangat mendukung produktivitas dan peningkatan kualitas pelayanan apabila
dibandingkan dengan jaringan kabel .
2.
Installation Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa
cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang
melalui atap atau pun tembok.
3.
Installation Flexibility : Teknologi wireless memungkinkan
suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai
dengan jaringan kabel.
4.
Reduced Cost-of-Ownership : Meskipun investasi awal yang
dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi
daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila
diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka
secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang
dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering
maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar
bila dibandingkan dengan wired LAN.
5.
Scalability : Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai
macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi
dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk
jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu
melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.
2.3. Cara Kerja Wireless LAN
Wireless LAN menggunakan electromagnetic airwaves (radio atau
infrared) untuk menukarkan informasi dari satu titik ke titik lainnya tanpa
harus tergantung pada sambungan secara fisik.Gelombang radio biasa digunakan
sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke penerima. Data
ditransmikan dengan cara ditumpangkan pada gelombang pembawa sehingga bisa
diextract pada ujung penerima. Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi
dari pembawa oleh sinyal informasi yang sedang ditransmisikan. Begitu datanya
sudah dimodulasikan pada gelombag radio pembawa, sinyal radio akan menduduki
lebih dari satu frekuensi, hal ini terjadi karena frekuensi atau bit rate dari
informasi yang memodulasi ditambahkan pada sinyal carrier.
Multiple radio carrier bisa ada dalam suatu ruang dalam waktu
yang bersamaan tanpa terjadi interferensi satu sama lain jika gelombang radio
yang ditransmisikan berbeda frekuensinya. Untuk mengextract data, radio
penerimanya diatur dalam satu frekuensi dan menolak frekuensi-frekuensi lain.
Pada konfigurasi wireless LAN tertentu, transmitter/receiver (transceiver)
device, biasa disebut access point, terhubung pada jaringan kabel dari lokasi
yang fixed menggunakan kabel standard. Sebuah access point bisa mensupport
sejumlah group kecil dari user dan bisa dipakai dalam jarak antara seratus
sampai beberapa ratus kaki. Access point (atau antena yang terhubung pada
access point) biasanya diletakkan pada tempat yang tinggi tapi dapat juga
diletakkan dimana saja untuk mendapatkan cakupan yang dikehendaki. End user
access wireless LAN menggunakan wireless-LAN adapters, biasa terdapat pada PC
card pada notebook atau palmtop computer, atau sebagai card dalam desktop
computer, atau terintegrasi dalam hand-held computer.
2.4.Media Wirelless LAN
Ada
dua jenis media yang biasa digunakan untuk wireless LAN, yaitu : gelombang
radio dan sinyal optis infra merah.
1. Media
Radio
Gelombang radio telah secara meluas banyak dipakai untuk berbagai
aplikasi (seperti TV, telepon selular, dls). Keunggulannya adalah karena
gelombang radio dapat merambat menembus objek seperti dinding dan pintu.
· Path
loss
Semua receiver radio didesain untuk
beroperasi pada SNR (perbandingan antara daya signal dengan daya noise) yang
telah ditentukan. Biaya yang harus
dikeluarkan dalam mengembangkan wireless LAN ini lebih banyak pada interface
radio yang sanggup menjamin SNR yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
SNR adalah noise receiver yang
merupakan fungsi dari temperatur ambient dan bandwidth dari sinyal yang
diterima. Daya sinyal juga
merupakan fungsi dari jarak antara pemancar dan penerima. Kesemua
faktor ini membentuk suatu path loss channel radio untuk sistem wireless
LAN.
· Interferensi
Channel yang berdekatan
Karena menggunakan prinsip pemancaran
gelombang radio, maka untuk transmiter yang memiliki frekuensi yang sama dan berada di satu gedung atau ruang yang berdekatan dapat mengalami interferensi satu dengan yang
lainnya. Untuk sistem Ad hoc, channel yang berdekatan dapat disetup dengan
frekuensi yang berbeda sebagai isolator, sementara untuk sistem
infrastructure dapat diterapkan three
cell repeater yang masing-masing
sel yang berdekatan (3 sel) memiliki frekuensi berbeda dengan pola
pengulangan.
· Multipath
Sinyal
radio, seperti halnya sinyal optic dipengaruhi oleh multipath; yaitu peristiwa di mana suatu ketika receiver
menerima multiple signal yang berasal dari transmitter yang sama, yang
masing-masing sinyalnya diikuti oleh path yang berbeda di antara receiver dan
transmitter. Hal ini dikenal dengan multipath dispersion yang dapat menimbulkan
intersymbol interference (ISI).
2. Media
Inframerah
·
Inframerah memiliki frekuensi yang jauh
lebih tinggi dari pada gelombang radio,
yaitu di atas 1014 Hz. Inframerah yang digunakan umumnya dinyatakan
dalam panjang gelombang (biasanya dalam nanometer) bukan dalam frekuensi.
Inframerah yang biasa digunakan adalah yang memiliki panjang gelombang 800 nm
dan 1300nm. Keuntungan menggunakan inframerah dibandingkan dengan gelombang
radio adalah tidak diperlukan regulasi yang sulit dalam penggunaannya. Untuk
mereduksi efek noise pada sinyal infra merah, digunakan bandpass filter.
·
Device inframerah
Untuk
aplikasi wireless LAN, mode operasional yang digunakan adalah untuk memodulasi
intensitas output inframerah dari emitter dengan menggunakan sinyal yang
termodulasi secara elektris. Variasi intensitas sinyal inframerah yang diterima
oleh detektor kemudian dikonversi menjadi sinyal elektris yang ekuivalen. Mode operasi ini dikenal dengan Intensity
Modulation with Direct Detection (IMDD).
· Topologi
Link
inframerah dapat digunakan sebagai salah
satu dari dua mode : point to point dan diffuse. Dalam mode point to point,
emiter diarahkan langsung pada detektor (photodiode). Mode operasi ini memberikan wireless link yang baik di antara
dua bagian equipment, misalnya untuk meng-enable-kan komputer portabel untuk mendownload file ke komputer
lain.
2.5.Masalah Keamanan pada Sistem Wirelless
Sistem wireless memiliki
permasalahan keamanan tersendiri (khusus).Beberapa hal yang mempengaruhi aspek
keamanan dari sistem wireless antara lain:
• Perangkat pengakses informasi
yang menggunakan sistem wireless biasanya berukuran kecil sehingga mudah
dicuri. Laptop, notebook, handphone, palm, dan sejenisnya sangat mudah dicuri.
Jika dia dicuri, maka informasi yang ada di dalamnya (atau kunci pengakses
informasi) bisa jatuh ke tangan orang yang tidak berhak.
• Penyadapan (man-in-the-middle
attack) dapat dilakukan lebih mudah karena tidak perlu mencari jalur kabel
untuk di-‘tap’. Sistem yang tidak menggunakan pengamanan enkripsi, atau
menggunakan enkripsi yang mudah dipecah, akan mudah ditangkap.
• Perangkat wireless yang kecil
membatasi kemampuan perangkat dari sisi CPU, RAM, kecepatan komunikasi, catu
daya. Akibatnya sistem pengamanan (misalnya enkripsi) yang digunakan harus
memperhatikan batasan ini. Saat ini tidak memungkinkan untuk menggunakan sistem
enkripsi yang canggih yang membutuhkan CPU cycle yang cukup tinggi sehingga
memperlambat transfer data.
• Pengguna tidak dapat membuat
sistem pengaman sendiri (membuat enkripsi sendiri) dan hanya bergantung kepada
vendor (pembuat perangkat) tersebut. Namun mulai muncul perangkat handphone
yang dapat diprogram oleh pengguna.
• Adanya batasan jangkauan radio
dan interferensi menyebabkan ketersediaan servis menjadi terbatas. DoS attack
dapat dilakukan dengan menginjeksikan traffic palsu.
• Saat ini fokus dari sistem
wireless adalah untuk mengirimkan data secepat mungkin. Adanya enkripsi akan
memperlambat proses pengiriman data sehingga penggunaan enkripsi masih belum
mendapat prioritas. Setelah kecepatan pengiriman data sudah memadai dan
harganya menjadi murah, barulah kita akan melihat perkembangan di sisi
pengamanan dengan menggunakan enkripsi.
2.6.Contoh Kasus Keamanan Sistem
Wirelless LAN
• Peneliti di Amerika sudah membuktikan
bocornya LAN perusahaan yang menggunakan wireless LAN IEEE 802.11b. Dengan
menggunakan sebuah notebook yang dilengkapi dengan perangkat IEEE 802.11b
seorang peneliti sambil berjalan menunjukkan LAN dan data-data dari beberapa
perusahaan yang bocor ke jalan di depan kantor. Penggunaan firewall untuk
membatasi akses ke kantor dari Internet akan sia-sia jika pintu belakang
(backdoor) wireless LAN bisa digunakan oleh cracker untuk masuk ke sistem.
Program untuk memecahkan wireless LAN ini
mulai banyak tersedia di Internet, seperti misalnya
Airsnort, Netstumbler1, WEPcrack, dan lain-lain.
• NIST (lembaga standar di Amerika)
melarang penggunaan wireless LAN untuk institusi pemerintah yang memiliki
data-data rahasia.
2.7. Pengaman
Sistem Wirelless LAN
Untuk sistem wireless LAN yang menggunakan IEEE
802.11b, disarankan untuk mensegmentasi jaringan dimana wireless LAN ini berada
dan menganggap segmen ini sebagai extranet. Jika diperlukan, firewall digunakan
untuk membatasi jaringan ini dengan jaringan internal yang membutuhkan keamanan
lebih tinggi. Untuk meningkatkan keamanan, gunakan MAC address sebagai
mekanisme untuk memperbolehkan connection (access control). Kerugian dari mekanisme
ini adalah kecepatan maksimum yang dapat diperoleh adalah sekitar 11 Mbps. (Secara teori MAC address
masih dapat diserang dengan menggunakan proxy arp.) Akses dengan menggunakan
MAC ini masih belum membatasi penyadapan. Enkripsi seperti WEP digunakan untuk
menghindari dan mempersulit akses. WEP sendiri masih memiliki banyak masalah
teknis, dimana crack (pemecahan) enkripsi WEP membutuhkan computing
resources yang dimiliki oleh orang-orang tertentu. Di masa yang akan datang
akan ada pengamanan yang lebih baik. Aplikasi yang menggunakan perangkat
wireless sebaiknya menggunakan mekanisme enkripsi end-to-end, dengan menganggap
jaringan sebagai sistem yang tidak aman.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar